Minggu, 14 September 2014

Gus Bombong, Anggota DPRD Termuda yang Nggak Mau Terima Gaji

https://s.yimg.com/bt/api/res/1.2/EKDTFsGpp0X7Yw3HYsi1Ig--/YXBwaWQ9eW5ld3M7cT04NTt3PTYwMA--/http://media.zenfs.com/id_ID/News/Merdaka/jabat-anggota-dprd-sragen-termuda-bombong-tak-mau-cepat-nikah.jpg
Gus Bombong, Anggota DPRD Termuda yang Nggak Mau Terima Gaji - Gus Bombong patut menjadi contoh. Sudah menjadi anggota DPRD Sragen termuda untuk periode 2014-2019, ia juga memberi teladan dengan tidak menerima gaji dari pekerjaannya di pemerintahan.

Gus Bombong lahir 28 Maret 1992. Usianya baru menginjak 22 tahun. Ia terpilih menjadi anggota DPRD Sragen tanpa mengeluarkan sepeser uang pun. Tanpa ada kampanye yang mengharuskannya merogoh kocek. Proses pencalonannya tidak lain karena usaha santri Ponpes Nurul Huda Sragen, Jawa Tengah. 

Ya, pada Pileg 2014 kemarin, Gus Bombong atau yang bernama lengkap Bombong Lukito Samudro ini tidak maju secara pribadi. Melainkan berkat santri pesantren tersebut. Di bawah bendera Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Gus Bombong mendapat suara untuk mengisi kursi DPRD Sragen.

Karena sudah dipercaya masyarakat untuk mengisi kursi pemerintahan, Gus Bombong pun memberi imbalan. Ucapan terima kasih kepada masyarakat ia curahkan dalam bentuk pengalokasian dana. Ia tidak menerima gajinya di DPRD, melainkan memberikan uang tersebut untuk membenahi jalan atau musala.

Bukannya nggak mau terima gaji, saya terima gajinya, terus saya kasih ke rakyat. Biasanya untuk membenahi langgar atau musala dan jalan. Ya untuk silahturahmi dan sosial pokoknya,” tutur Gus Bombong seperti dilansir merdeka.com, Minggu (14/9).

Berapa nominal rupiah yang diperoleh Gus Bombong dari DPRD? Menurutnya, jumlah gaji yang ia terima sekitar 10 juta. Namun lagi-lagi ia komitmen menjadikan rezeki itu untuk keperluan rakyat.

Kurang lebih itu Rp 9.916.000 (sembilan juta sembilan ratus enam belas ribu), itu sudah termasuk dipotong partai,” aku Gus Bombong.

Prinsip yang dijalani Gus Bombong sangat sederhana. Di usianya yang masih muda, ia belum sepenuhnya paham pemerintahan. Namun akan terus belajar.

Saya kan belum tahu yang sepenuhnya, sambil jalan dan belajar. Saya juga masih kecil. Jalan-jalan (di Sragen) pada rusak. Baru saja saya ngaspal jalan hampir 1 kilometer di Desa Gamping,” ucapnya.

Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar