Senin, 13 Oktober 2014

6 Fakta Menarik Tentang Video Kekerasan Anak SD di Bukittinggi

6 Fakta Menarik Tentang Video Kekerasan Anak SD di Bukittinggi  - Publik kembali dikagetkan dengan aksi kekerasan yang dilakukan anak-anak SD di daerah Bukittinggi, Sumatera Barat. Aksi tersebut direkam dengan ponsel dan videonya beredar luas di dunia maya, Minggu (12/10/2014) kemarin. 

Video tersebut diunggah ke Facebook dan situs Youtube. Pengguna Facebook dan Youtube mengaku kaget dan ngeri sebab pelaku dan korban adalah bocah SD. Apalagi peristiwa terjadi di ruang kelas. 

Di salah satu video berdurasi 4 menit 15 detik, tampak seorang siswi berjilbab berdiri di pojok kelas, dia jadi sasaran pukulan dan tendangan teman-temannya. Berkali-kali ia menerima pukulan dan tendangan. 

Siswi korban pemukulan tak melawan. Ia hanya berusaha menangkis serangan teman-temannya yang datang bergelombang. Di akhir video, ia menangis tapi teman-temannya tetap memukul dan menendangnya. Meski di ruang kelas, pelaku pemukulan begitu leluasa. Mereka sempat menampakkan mukanya ke kamera sambil tersenyum seolah tak berdosa. 

Berikut fakta-fakta tentang video kekerasan Anak SD di Bukittinggi  tersebut seperti dilansir Detik:

1. Terjadi Saat Pelajaran Agama

Sejumlah siswa SD di Bukittinggi Sumatera Barat bertindak kasar ke teman perempuannya. Mereka menghujani temannya dengan pukulan dan tendangan. Ironisnya, aksi itu terjadi saat pelajaran agama.

"Kejadiannya sudah lama. Pas pelajaran agama. Gurunya sedang meninggalkan kelas untuk mengajar di sekolah lain," kata Kepala Bidang TK dan SD Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Bukittinggi, Erdi, kepada detikcom melalui telepon, Minggu (12/10/2014).

Berdasarkan konfirmasi, peristiwa terjadi pada 18 September 2014 lalu. Videonya beredar di dunia maya dan membuat heboh. Senin (6/10) lalu, Disdikpora datang sekolah swasta tersebut dan mendalami kejadiannya.

Saat kejadian, guru agama meninggalkan kelas dan mengajar di sebuah SMP. "Ada pelajaran tambahan di kabupaten lain, di Agam," kata Erdi.

Aksi brutal siswa SD itu terjadi di ruang kelas. Dalam video, seorang siswi berada di pojok kelas, lalu jadi sasaran pemukulan dan tendangan teman-temannya secara bergantian. Dia menangis, tapi teman-temannya tak menghentikan aksinya.

2. Berawal dari Candaan

Kepala Bidang TK dan SD Disdikpora Kota Bukittinggi, Erdi sudah turun langsung ke sekolah yang bersangkutan Selasa (7/10/2014) lalu. Dia membenarkan kejadian tersebut dan mengatakan pemicu peristiwa tersebut karena candaan.

"Rupanya hal itu dipicu hinaan anak (korban pemukulan) ke orangtua temannya. Maksudnya mungkin bercanda, tapi temannya tidak terima. Lalu terjadi seperti itu," kata Erdi saat dihubungi detikcom, Minggu (12/10/2014).

3. Direkam Pakai Ponsel Ortu yang 'Dicuri' Siswa

Aksi brutal sejumlah siswa SD Bukittinggi Sumatera Barat direkam dengan menggunakan ponsel. Darimana siswa mendapatkan ponsel? Ternyata barang itu milik salah seorang orangtua siswa.

"Ponsel 'dicuri' dari orangtua salah satu siswa dan dibawa ke sekolah," kata Kepala Bidang TK dan SD Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Bukittinggi, Erdi, kepada detikcom melalui telepon, Minggu (12/10/2014).

Erdi mendapatkan informasi itu setelah Disdik mendatangi sekolah dan mengkroscek video tersebut. Salah satu siswa merekam aksi tersebut, tapi tidak diketahui bagaimana akhirnya video bisa muncul dalam jejaring sosial dan situs Youtube.

4. Pelaku 7 Orang

Menurut penelusuran Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora), ada 7 siswa yang terlibat. Ketujuh anak itu mengakui perbuatannya dan meminta maaf.

"Total tujuh anak," kata Kepala Bidang TK dan SD Disdikpora Kota Bukittinggi, Erdi, kepada detikcom melalui telepon, Minggu (12/10/2014).

"Mereka sudah dikumpulkan. Siswi yang menghina (orangtua siswa) sudah meminta maaf. Begitu juga 7 anak (yang menganiaya) itu," tambah Erdi.

5. Wali Kota Siap Beri Sanksi ke Guru

Wali Kota Bukittinggi Ismet Amzis marah dengan adanya kasus seorang siswi SD yang 'dihajar' oleh rekan sekelasnya. Ismet berjanji akan mengevaluasi dan memberi sanksi kepada sekolah serta guru-guru tersebut.

"Saya akan evaluasi sekolah, seluruhnya, termasuk guru-guru," kata Ismet kepada detikcom, Minggu (12/10/2014).

Menurut Ismet, ada banyak kelalaian yang dilakukan pihak sekolah dan guru terjadi terkait 'penganiayaan' siswi SD tersebut. Pihak sekolah dianggap lalai dalam memperhatikan siswa-siswanya.

"Guru agama juga ternyata meninggalkan kelas bukan pada saat jam istirahat," sambung Ismet.

Setelah kasus ini ramai diperbincangkan, Ismeth mengaku langsung memanggil kepala sekolah, guru, orangtua hingga ketua yayasan. Meski persoalan ini sudah didamaikan, namun Ismeth berjanji akan tetap menggelar evaluasi.

"Soal sanksi, kita pelajari dulu," tandasnya.

"Kalau memang lalai, akan diambil tindakan," tutupnya.

6. Berakhir Damai, Pelaku Minta Maaf

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Bukittinggi Sumatera Barat melakukan mediasi untuk menyelesaikan kasus ini. Berikut penyelesaikan akhir terkait kejadian tersebut.

"Sudah ada perjanjian biar kedua pihak tidak saling menuntut," kata Kepala Bidang TK dan SD Disdikpora Kota Bukittinggi, Erdi, kepada detikcom melalui telepon, Minggu (12/10/2014).

Erdi menambahkan, baik korban maupun pelaku sama-sama minta maaf. "Orangtua siswa juga sudah dikumpulkan dan sama-sama mengerti," ungkap Erdi.

Erdi meminta kepsek memberi sanksi guru bersangkutan. Sebab, karena guru meninggalkan kelas, siswa-siswi memiliki kesempatan berlaku brutal. "Kedua, kami pasti tindaklanjuti untuk (sanksi) sekolah," tandasnya.

Pasca kejadian, Disdik mengumpulkan sekolah se-Bukittinggi. Para kepala sekolah diharapkan memantau guru dan anak didik. Jika ditemukan kejadian serupa, maka Disdik tidak segan-segan langsung memberi sanksi.

Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar