Heboh, Video Perkelahian 2 Siswi Beredar, Diduga karena Rebutan Pacar - Heboh, Video Perkelahian 2 Siswi SMA Beredar, Diduga karena Rebutan Pacar. Heboh, Download Video Perkelahian 2 Pelajar Beredar, Diduga karena Rebutan Pacar. Sebuah video yang mempertontonkan adegan kekerasan siswa berseragam menghebohkan warga di Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Video kekerasan tersebut dilakoni oleh dua siswi yang diduga berasal dari dua sekolah berbeda, yakni SMA Negeri 1 dan SMK Negeri 1 Kecamatan Tinambung.
Dalam video berdurasi dua menit dua detik tersebut, kedua siswi tampak beradu fisik. Diduga, perkelahian tersebut dipicu karena persoalan asmara. Pasalnya, dalam video itu, salah satu pelaku kekerasan tampak emosi lantaran merasa dipermalukan gara-gara pasangannya direbut.
Perkelahian kedua siswi yang disaksikan rekan-rekan mereka itu berlangsung di sebuah lokasi perkebunan. Sebelum beradu fisik, keduanya tampak berdebat dan saling memojokkan dengan kata-kata yang tak senonoh.
Pembina OSIS SMAN 1 Tinambung, Nur Abid, membantah bahwa salah satu siswi di video tersebut adalah murid di sekolahnya. Dia mengatakan, meski sebelumnya ada dua siswinya yang terlibat perkelahian, kasus tersebut sudah diselesaikan.
Alasannya, seragam sekolah yang digunakan kedua pelaku dalam video itu tidak seperti seragam SMA 1 Tinambung seperti dilansir Kompas.
"Saya pun tidak tahu itu seragam sekolah mana. Yang jelas, kalau lihat pakaiannya, itu bukan siswa kami," ungkapnya.
Namun, Nur Abid berjanji, jika memang pelaku kekerasan itu adalah siswanya, pihak sekolah tidak akan tinggal diam dan akan memberikan sanksi tegas karena siswi tersebut sudah mencederai citra pendidikan dan nama baik sekolah.
Sementara itu, Pembina OSIS SMK 1 Tinambung, Ahmad, juga ikut membantah bahwa siswi dalam adegan itu anak didiknya. Ahmad yakin karena dalam pemeriksaan ponsel siswa secara rutin di sekolahnya, selama ini, ia tidak pernah menemukan adanya video kekerasan.
"Saya baru dengar ini. Kalaupun kejadiannya tidak diketahui kapan, selama ini kami rutin melakukan pemeriksaan HP, tidak pernah ada video kekerasan ditemukan," tutur Ahmad.
Secara terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Polman, Andi Parial, mengakui sangat prihatin dengan aksi kekerasan yang dilakukan anak-anak pelajar di daerah tersebut.
"Ini tidak bisa dibiarkan karena akan mencederai dunia pendidikan di mata masyarakat," tuturnya.
Andi menyatakan bahwa pihaknya akan segera membentuk tim investigasi untuk mengusut kasus video kekerasan siswa di Polewali Mandar itu. Dua sekolah yang diduga merupakan sekolah dari siswa dalam adegan video kekerasan tersebut akan dipanggil untuk mengklarifikasi kasus tersebut.
"Tim akan kami bentuk untuk mengungkap kasus ini. Dua sekolah yang diduga akan kita panggil untuk diklarifikasi," ujar Andi.
Dia menegaskan, kasus kekerasan pelajar tidak bisa dibiarkan. Pihaknya tidak akan main-main untuk mengusut kasus tersebut. Jika ditemukan, tentunya akan diberikan sanksi kepada pihak sekolah karena lalai mengontrol anak didiknya.
Dalam video berdurasi dua menit dua detik tersebut, kedua siswi tampak beradu fisik. Diduga, perkelahian tersebut dipicu karena persoalan asmara. Pasalnya, dalam video itu, salah satu pelaku kekerasan tampak emosi lantaran merasa dipermalukan gara-gara pasangannya direbut.
Perkelahian kedua siswi yang disaksikan rekan-rekan mereka itu berlangsung di sebuah lokasi perkebunan. Sebelum beradu fisik, keduanya tampak berdebat dan saling memojokkan dengan kata-kata yang tak senonoh.
Pembina OSIS SMAN 1 Tinambung, Nur Abid, membantah bahwa salah satu siswi di video tersebut adalah murid di sekolahnya. Dia mengatakan, meski sebelumnya ada dua siswinya yang terlibat perkelahian, kasus tersebut sudah diselesaikan.
Alasannya, seragam sekolah yang digunakan kedua pelaku dalam video itu tidak seperti seragam SMA 1 Tinambung seperti dilansir Kompas.
"Saya pun tidak tahu itu seragam sekolah mana. Yang jelas, kalau lihat pakaiannya, itu bukan siswa kami," ungkapnya.
Namun, Nur Abid berjanji, jika memang pelaku kekerasan itu adalah siswanya, pihak sekolah tidak akan tinggal diam dan akan memberikan sanksi tegas karena siswi tersebut sudah mencederai citra pendidikan dan nama baik sekolah.
Sementara itu, Pembina OSIS SMK 1 Tinambung, Ahmad, juga ikut membantah bahwa siswi dalam adegan itu anak didiknya. Ahmad yakin karena dalam pemeriksaan ponsel siswa secara rutin di sekolahnya, selama ini, ia tidak pernah menemukan adanya video kekerasan.
"Saya baru dengar ini. Kalaupun kejadiannya tidak diketahui kapan, selama ini kami rutin melakukan pemeriksaan HP, tidak pernah ada video kekerasan ditemukan," tutur Ahmad.
Secara terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Polman, Andi Parial, mengakui sangat prihatin dengan aksi kekerasan yang dilakukan anak-anak pelajar di daerah tersebut.
"Ini tidak bisa dibiarkan karena akan mencederai dunia pendidikan di mata masyarakat," tuturnya.
Andi menyatakan bahwa pihaknya akan segera membentuk tim investigasi untuk mengusut kasus video kekerasan siswa di Polewali Mandar itu. Dua sekolah yang diduga merupakan sekolah dari siswa dalam adegan video kekerasan tersebut akan dipanggil untuk mengklarifikasi kasus tersebut.
"Tim akan kami bentuk untuk mengungkap kasus ini. Dua sekolah yang diduga akan kita panggil untuk diklarifikasi," ujar Andi.
Dia menegaskan, kasus kekerasan pelajar tidak bisa dibiarkan. Pihaknya tidak akan main-main untuk mengusut kasus tersebut. Jika ditemukan, tentunya akan diberikan sanksi kepada pihak sekolah karena lalai mengontrol anak didiknya.
Anda sedang membaca artikel tentang Heboh, Video Perkelahian 2 Siswi Beredar, Diduga karena Rebutan Pacar dan Anda bisa menemukan artikel Heboh, Video Perkelahian 2 Siswi Beredar, Diduga karena Rebutan Pacar ini dengan url http://gratisan69.blogspot.com/2014/10/heboh-video-perkelahian-2-siswi-beredar.html. Anda boleh menyebarluaskan atau mengcopy artikel Heboh, Video Perkelahian 2 Siswi Beredar, Diduga karena Rebutan Pacar ini jika memang bermanfaat bagi Anda atau teman-teman Anda, namun jangan lupa untuk mencantumkan link sumbernya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar