Kamis, 14 November 2013

5 Mitos Menyusui yang Tak Perlu Dipercaya

5 Mitos Menyusui yang Tak Perlu Dipercaya - Mitos Ibu Menyusui. Mitos Menyusui. Mitos Menyusui Anak. Tidak bisa dipungkiri bahwa ASI merupakan makanan terbaik pertama untuk anak. Namun, masih banyak orangtua yang tidak mengerti tentang pentingnya ASI bagi perkembangannya. Bahkan masih banyak ibu yang memberikan susu formula untuk bayinya karena dianggap memiliki nutrisi yang lebih banyak.

Seperti dilansir Tabloidnova, sebagian ibu menyusui juga enggan memberikan ASI secara langsung karena termakan oleh mitos-mitos yang beredar di masyarakat. Dr Edi S. Tehuteru SpA(K), MHA, IBCLC, membeberkan beberapa mitos tersebut saat bincang-bincang soal ASI yang diadakan Yayasan Anyo Indonesia:

1. Susu formula sama baiknya dengan ASI  
Susu formula tidak menyediakan semua nutrisi yang terkandung dalam ASI, dan tidak mengandung antibodi yang dapat melindungi bayi dari penyakit. Sebaliknya, ASI selalu mempunyai suhu standar (sehingga tidak perlu dipanaskan), tingkat kesegaran yang prima, bebas bakteri, serta mudah dicerna.

"ASI mengandung berbagai macam antibodi yang berasal dari ibu, memberi perlindungan terhadap berbagai sumber penularan penyakit bagi bayi. Bayi yang minum ASI dibandingkan dengan bayi yang minum susu bubuk buatan, lebih jarang terjangkit bermacam penyakit akut maupun kronis," ujar dr Edi, saat bincang-bincang di Rumah Anyo, kawasan Slipi, Jakarta, Selasa (12/11) lalu.

2. ASI tak langsung keluar, berarti ibu tak dapat menyusui 
Menurut dr Edi, pemberian ASI secara eksklusif sebaiknya diberikan selama 6 bulan. ASI diberikan tanpa cairan tambahan seperti susu formula, madu, jeruk, air, serta tanpa makanan padat seperti pisang, papaya, bubur, ataupun biskuit. ASI pertama yang keluar (kolostrum) merupakan susu terbaik yang mengandung banyak immunoglobulin yang baik untuk pertahanan bayi melawan penyakit.
“ASI akan keluar setelah tiga hari mulai menyusui. Selama ASI belum keluar, bayi diharuskan tetap mengisap agar ASI segera keluar. Tidak perlu takut bayi akan kelaparan, karena ia telah memiliki cadangan lemak (brown fat ) yang akan bertahan sampai lima hari.

3. Memberikan ASI membuat payudara jadi kendor 
Payudara bisa kembali ke bentuk semula asal Anda tahu cara merawatnya. Pijatan pada area payudara, dan posisi yang benar saat menyusui tidak akan membuat payudara menjadi kendor. Bahkan menyusui terbukti dapat mengurangi kemungkinan terkena kanker indung telur dan kanker payudara pada masa menopause.

4. Proses menyusui tidak selalu berhasil untuk semua ibu 
Meskipun ibu baru rata-rata butuh latihan sebelum merasa percaya diri dengan kemampuan menyusuinya, sebenarnya menyusui merupakan aktivitas alami yang dapat dipelajari oleh hampir semua ibu dan bayinya. Jika Anda tidak memiliki masalah kesehatan, semakin sering diminum ASI akan semakin bertambah banyak. Jadi, Anda tidak perlu merasa khawatir kekurangan ASI.

5. Pemberian ASI hanya untuk berhemat 
Nah, ini kesalahan terbesarnya. Menurut dr Edi, proses memberikan ASI bukan sekadar karena bayi butuh makan. Memberikan ASI juga merupakan suatu proses bonding  (ikatan) yang sangat berarti antara ibu dan bayi. Banyak nilai tambah dengan menyusui si kecil secara langsung. Di antaranya, mencegah obesitas, diare, infeksi saluran pernafasan, asma, leukimia, diabetes, dan mengurangi tingkah laku brutal saat anak beranjak besar.

Selain itu, dengan menyusui Anda tidak akan kerepotan bangun tengah malam untuk mengaduk susu bubuk. Ketika bepergian, Anda juga tidak perlu membawa setumpuk botol dan kaleng susu. “Agar ASI dapat mencukupi kebutuhan anak, sang bapak harus mendukung pemberian ASI, keluarga juga dapat menghemat pengeluaran untuk membeli susu,” tambah dr Edi.

Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar