Senin, 24 November 2014

Inilah Bahaya Shisa Menurut Para Ilmuwan

Ilmuwan Ungkap Bahaya Shisha
Inilah Bahaya Shisa Menurut Para Ilmuwan - Bahaya Shisa Elektrik Menurut Para Ilmuwan. Shisha atau Hookah merupakan cara baru untuk menikmati rokok. Cara seperti ini sejatinya telah ada sejak zaman kuno namun kembali tren dalam beberapa waktu belakangan. Sayangnya, ilmuwan menganggap shisha lebih berbahaya dari rokok.

Sebuah studi menemukan bahwa uap yang berasal dari pipa air shisha mengandung zat beracun. Zat ini berhubungan dengan meningkatnya risiko terkena leukemia. Sebelumya, ilmuwan juga telah memberikan peringatan akan adanya wabah penyakit di masa datang, dipicu oleh meningkatnya penggunaan shisha. 

Studi baru-baru ini menemukan, sekitar 18 persen dari para pengguna shisha memiliki pola yang sama dengan perilaku para perokok. Bedanya, pengguna shisha sama dengan merokok 10-40 batang dalam sekali kesempatan, kemudian mencium semua orang yang ada di ruangan.

Artinya, dalam satu kesempatan, menghabiskan satu shisha sama dengan merokok 40 batang. Kemudian berbagi pipa tersebut, sama dengan mencium semua orang yang ada di satu ruangan setelah merokok.

Oleh karena itu, racun akan semakin menyebar rata ke seluruh pengguna Shisha yang ada. Penelitian yang dipublikasi di jurnal Cancer Epidemiology, Biomarkers & Prevention, memberikan saran kepada pihak terkait untuk memberikan informasi yang mendidik atas penggunaan shisha.

"Ternyata rumor yang berkembang, mengenai shisha sebagai cara alternatif selain merokok, tidaklah terbukti benar. Pihak terkait harus memberikan edukasi yang jelas bahwa Hookah atau shisha bukanlah cara alternatif yang aman untuk menikmati tembakau," ujar Nada Kassem, ilmuwan dari San Diego State University, seperti dikutip Gratisan69 dari Viva, Senin, 24 November 2014.

Dalam penelitian tersebut, para peneliti menganalisa tingkat kandungan S-phenylmercapturic acid (SPMA), sebuah metabolit dari benzene. Analisa itu didapat melalui sampel urin 105 perokok shisha dan 103 orang yang hanya terpapar dari asap shisha.

Setelah 105 orang itu menghisap shisha, kandungan SPMA mereka meningkat empat kali lipat, sedangkan 103 orang yang terpapar asap memiliki kandungan 2,6 kali lebih tinggi dibanding normal.

"Tembakau shisha melibatkan pembakaran arang untuk memanaskan tembakau dan menghasilkan asap yang bisa dihisap. Selain menghirup racun dan karsinogen yang ditemukan dalam asap tembakau shisha, penghisap maupun orang yang ada di dekatnya menghirup sejumlah emisi gas beracun dan karsinogen yang dihasilkan dari pembakara arang," ujar Kassem.

Menurut Kassem, selama ini tidak ada pernyataan resmi dari para peneliti mengenai berapa level kandungan aman dari benzene. Ini diasumsikan, berapapun tingkat kandunganya, benzene dianggap berbahaya, termasuk penggunaan shisha. Pemerintah pun diminta untuk mengeluarkan aturan yang mengurangi atau mencegah semakin maraknya penggunaan tembakau shisha.

Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar