Selasa, 27 September 2011

Kenapa Pria di Indonesia Jarang Memakai Kondom?

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKpmxpjo-p1Vf7cBjqF9Z8LMJ86y8xZ9a5OkC-k26rl1VgYL7YiiUPxd6Dfd4fhkPotxYI917DxXNe6LZ_liOccp8D7PdFzzyxYi8i7p9MIOXc8YozAvGJ6YAXq0DLS3bhB3140gr0EuOt/s400/Kondom.jpg
Menggunakan kondom disinyalir mampu mengurangi jumlah penularan HIV. Namun, penggunaan alat kontrasepsi ini di kalangan laki-laki sejak 2006 hingga sekarang tidak mengalami kenaikan.

"Pengguna kondom
hingga sekarang tidak lebih dari 20 persen," kata Yanri Subronto, Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan Koordinator Pokja layanan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) DIY, di Yogyakarta.

Ia menjelaskan, pada 2004-2006, yang terinfeksi dan berdampak mengalami HIV serta AIDS banyak dari pecandu narkoba. Namun, hal itu telah berubah, sejak 2007 hingga sekarang yang terinfeksi dan terdampak HIV dan AIDS dari kalangan pecandu narkoba justru mulai turun. Kini, mereka yang rentan mengalami infeksi diprediksi lebih banyak dari kaum heteroseksual.

"Lebih dari 50 persen yang terinfeksi dan terdampak HIV dan AIDS saat ini adalah karena heteroseksual," ujarnya.

Ia menambahkan, peningkatan orang yang terdampak AIDS di Indonesia saat ini naik delapan persen dan rata-rata dari pekerja seksual.

Sementara itu, dalam rangka penanggulangan, Komisi Penanggulangan AIDS
mendorong para dokter di semua rumah sakit di Indonesia untuk melakukan tes HIV jika ada indikasi yang mencurigakan pada pasien. "Sekarang dokter harus mendorong pasiennya untuk melakukan tes HIV jika dia melihat ada indikasi yang mencurigakan pada pasien," terangnya.

Selain itu, kata dia, bagi yang terdampak HIV
dan AIDS dilakukan terapi anti retroviral.


Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar