Selasa, 24 April 2012

7 Fakta Tentang Musik Death Metal

https://encrypted-tbn2.google.com/images?q=tbn:ANd9GcS6UP1GGPC8_5ZNqEctG-2yD-RMVOui6nnIXDFBLWcRvxBeZa-WQodeug&reload=on
Death metal adalah sebuah sub-genre dari musik heavy metal yang berkembang dari thrash metal pada awal 1980-an. Beberapa ciri khasnya adalah lirik lagu yang bertemakan kekerasan atau kematian, ritme gitar rendah (downtuned rhythm guitars), perkusi yang cepat, dan intensitas dinamis. Vokal biasanya dinyanyikan dengan gerutuan (death grunt dipopuler kan pada akhir 80an ) atau geraman maut (death growl dipopuler kan pada akhir 80an )dengan suara tenggorokkan (guttural/gurgle)". Berikut ini adalah beberapa fakta unik mengenai Death Metal :

1. Kekomplektisitasan Musik
Meskipun suara - suara parau dan gitar yang kasar kadang - kadang menganggu pendengaran kita (terutama bagi mereka yg hanya terbiasa dengan musik lembut), suara - suara tadi lebih dari sekedar kebisingan idiot. Ada melodi, pola, dan komplektisitas untuk disadari dan dihargai jika kita punya cukup banyak waktu. Mungkin hal ini akan sedikit menyentil para pecinta fanatik musik melayu tanah air.

2. Kesulitan Untuk Mempelajari
Ketika seseorang dengan background musik dasar dapat secara instan belajar main musik pop, untuk mempelajari musik Death Metal dibutuhkan waktu yg lebih lama. Sebagai bandingannya, mungkin membutuhkan watu yang sama untuk belajar main Death Metal dengan belajar musik klasik atau Jazz. Bandingannya, lihatlah solo dari Siksa Kubur dan Kangen Band. Bandingkan, maka akan sangat terlihat perbedaanya.

Untuk instrumen perkusif, permainan drum pada Death Metal adalah sangat teknikal dan presisi. Dibutuhkan waktu bertahun2 bagi seorang drummer Death Metal untuk mencapai skill yang memadai untuk memainkan pola rhythm yg sedemikian kompleks pada tempo yang kedengaran mustahil. Sebagian besar elemen perkusi pada musik yang populer (dengan perkecualian musik Jazz) sangat simpel dan kadang - kadang hanya merupakan musik elektronik yg bukan dimainkan oleh musisi "betulan". Inilah yang dijual ke publik. Untuk mereka yg lebih tertarik dengan skill, Jazz dan Death Metal menawarkan suguhan yang lebih menarik untuk menikmati bakat gitar dan drum.

3. Aksi Panggung Yang Eksploratif
Lihatlah bagaimana para musisi Death Metal yg memainkan instrumen secara eksploratif. Jika anda mencoba memainkannya sendiri, anda akan menyadari bahwa musisi Death Metal adalah musisi - musisi yang sangat berbakat. Mempelajarinya membutuhkan latihan dan dedikasi, yang menghapus stereotipe bahwa para MetalHead adalah orang - orang yang malas. Anda mungkin juga akan terkesan betapa energiknya para anak - anak Death Metal. Jangan harap ada Death Metal di acara - acara seperti Dahsy*t, HipHipHu*a, Derin*s, dan sebagainya.

4. Jarangnya Terjadi Plagiarisme
Di Death Metal, hampir setiap musisi selalu menulis musik mereka sendiri. Termasuk riff, drum, solo, dan liriknya. Menulis musik anda sendiri membuktikan dimensi lain dari kepiawaian instrumental seorang musisi, menjadikan musik lebih personal dan tidak ‘pasaran’. Jarang Ditemui kasus Plagiatisme atau saling mengklaim lagu Death Metal.

5. Mempunyai Lirik Yang Fiksional
Jangan lihat musiknya dari konteks atau subyek pribadi. Kebanyakan lirik di Death Metal adalah fiksi dan tidak untuk diikuti. Jadi jangan menganggap apa yang anda dengar di musik Death Metal adalah serius. Lirik - lirik itu hanyalah penumpahan emosi seorang musisi pada lagunya. Mungkin liriknya terdengar tidak sopan dan sadis, tentang zombie, pembunuh berantai, atau bunuh diri. Tapi hal - hal tersebut adalah kenyataan yangg tak terpisahkan dari kehidupan umat manusia. Jadi apakah salah bagi seorang musisi death metal untuk merekam kejadian - kejadian tersebut secara fiksional menjadi sebuah lagu? Sebenarnya banyak juga musisi Death Metal yang mengambil tema dari cerita rakyat, sosial atau masalah agama dan sejarah.

6. Mempunyai Banyak Sub-Genre
Tidak semua death metal sama. Genre ini mencangkup banyak sub-genre yang kadang - kadang bercampur satu sama lain. Hasilnya, sulit untuk mendeskripsikan satu band dengan satu sub-genre saja. Berikut daftar umum untuk sub-genre death metal :

Blackened – Mengadopsi tema dan elemen musik black metal. Contoh : Behemoth

Brutal – Contoh : Spawn of Possesion, Suffocation, Deicide, Dying Fetus, Obituary, Cannibal Corpse

Doom – Tempo yg lebih pelan, atmosfer melankolis, growl yg lebih dalam, dan drum dobel pedal. Contoh : Autopsy, Sepultura

Deathcore – Drum cepat, gitar down tune, tremolo picking, scream, growl, riff melodik dan breakdown. Contoh All Shall Perish, Job for A Cowboy, God Forbid

Grind – Intense, musik singkat, vokal menjerit lebih menonjol. Contoh : Carcass

Jazz fusion – Contoh : Atheist, Cynic

Melodic – Harmoni gitar dan melodi dengan vokal tingi. Contoh : Arch Enemy, At The Gates, Soilwork, In Flames, Amon Amarth, Children of Bodom

Symphonic – Contoh : Nightfall, Eternal Tears of Sorrow

Technical/Progressive – Struktur lagu dinamis, time signature, harmoni, dan melodinya tidak umum. Contoh : Nile, Necrophagist, Death

7. Cara Pandang dan Pola Pikir Musisi Death Metal
Walau memiliki lirik dan irama musik yang terbilang "aneh", ini adalah sebuah bentuk para musisi tersebut menggambarkan apa yang ingin disampaikan dalam musik tersebut. rata-rata musisi Death Metal adalah orang yang memiliki pola pikir, cara pandang, dan wawasan yang luas, ini adalah satu faktor yang membuat lirik-lirik dan irama lagu Death Metal sangat sulit untuk dipahami karena banyak menggunakan bahasa yang "berat". Jika anda adalah orang yang terbiasa dengan hal hal melow, dan berada pada situasi yang sama setiap hari jangan harap bisa memahami ataupun menikmati musik Death Metal. 
 
 

Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar