Kamis, 24 Maret 2011

Cara Sederhana Merawat SUZUKI SATRIA FU 150

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi648EQgl9EhNyAO57h_lVui1ADM3VdhpfbAAdjkltdWcaj4PnlRmRjsxyRv_839INrbUrUG1G5kqE0Z_RAAAVvXy6MQlfglxQmPTuwPpE9-FRtZeVXT2OcQG__xv1bvbUs_UmHvBu1Haw/s1600/f150_01.jpg
Tips Ringan Atasi Mesin Berisik

Buat penyemplak Satria F150 mungkin pernah mengalami hal seperti ini, Mesin dirasakan berisik. kretek-kretek-kretek begitu bunyinya Bro. Nah, jangan panik bro! Ini masalah biasa, karakter mesin 4-tak ber-CC besar. Apalagi mesin satria kita berteknologi DOHC, Twin Cam, yang memiliki klep jauh lebih banyak dibanding mesin 4-tak biasa.

PERHATIAN :
Redaksi tidak bertanggung jawab atas hasil kerja yang dilakukan berdasarkan tips di bawah ini. Oleh karena itu tips di bawah ini lebih tepat dilakukan bersama dengan mekanik yang terlatih dan dipercaya.

Sebenarnya mesin berisik ada beberapa penyebab. Biasanya nih, mesin berisik disebabkan:

1. Katup yg berbunyi
2. Bunyi dari bagian piston
3. Bunyi dari bagian rantai timing
4. Bunyi dari bagian kopling
5. Bunyi dari bagian crankshaft
6. Bunyi dari bagian transmisi

Nah penyakit yang biasanya dihadapi satria FU 150 biasanya bersumber dari bagian rantai timing, bahasa umumnya rante keteng. Kenapa sih bisa bikin berisik? ya penyebabnya bisa karena rantainya sudah 'uzur' bin melar, sproket (gir)-nya aus, atau karena stelan rantainya tidak pas lagi alias perlu distel lagi kekencengannya.

Terus gimana sih solusinya nih? Males banget, motor keren eh bunyinya berisik banget. Huh!!!. Paniknya hati ini, melihat motor kesayangan bunyi mesinnya teriak2.

Sederhana sih solusinya, cukup dicek cam chain tension adjuster-nya bahasa gampangnya cek alat penyetel otomatis rante keteng. Cek apakah masih berfungsi atau tidak. Jika sudah tidak berfungsi maksimal ya memang musti diganti. Jadi ngak perlu asal claim minta diganti. Kalo masih berfungsi, artinya perlu distel lagi tuh tensioner!.

Ente pasti nanya deh, yakin tuh gara2 tensionernya yg gak bener? Logikanya sih gini bro. Motor kita ini baru, kemungkinan cacat produksi memang ada, namun itu sangat kecil kemungkinannya. Apalagi perusahaan sekaliber Suzuki, pasti ngak sembarangan membuat suatu produk. Minimal mereka telah menerapkan quality control setaraf 6 sigma, bahasa umum dikalangan specialist quality control. Jadi rantai timing - rante keteng- kendor alias melar bin uzur ataupun kasus sproketnya yang aus karena masa pakai harian

Udah percaya kan ente-ente?..

Tuh kan nanya lagi, Bos, gimana nih ngecek kl tensioner adjuster masih berfungsi baik? bener kan, pasti nanya.

Gini nih caranya:

1.. Buka Cam Chain Adjuster Tensioner dari tempatnya. Gunakan kunci no 8.
2.. Setelah dibuka, dengan menggunakan obeng ( - )masukkan ke dalam celah tegangan rantai cam dan putar searah jarum jam untuk mengendorkan tegangan, kemudian lepaskan obeng ( - ).
3.. Untuk memastikan gerakan batang penekannya, bila batang penekannya macet/mekanisme pegasnya rusak ya harus diganti penyetel tegangan rantai keteng dengan yang baru.

Jadi, ngak melulu tensioner adjusternya musti diganti, cek dulu masih bekerja atau tidak. Jika masih bekerja, tinggal menyetel ketegangan rantai cam yang sesuai. Kalo sudah tidak berfungsi barulah diganti. Untuk berbagai kasus, penggantian ini biasanya gratis, karena masih dalam masa garansi.

OK, sekarang katakanlah cam chain tensioner adjuster masih berfungsi. Cara memasangnya gimana nih, apakah tinggal pasang aja atau perlu perhatian khusus?

Berikut ini langkah-langkah yang kudu duperhatikan pada saat akan memasang kembali alat tersebut.

1.. Sebelum memasang, pastikan pegas penegang sudah dikunci. Caranya dengan obeng (-) putar searah jarum jam.

2.. Putar Crankchaft pada arah yang normal untuk menghilangkan kekendoran rantai antara crank sproket dan exhaust sproket.

3.. Setelah memasang cam chain tension adjuster, putar obeng (-) berlawanan arah jarum jam. Pada saat cam chain tension adjuster berputar batang penegang akan terdorong oleh daya pegas dan menekan cam chain tension adjuster yang sekaligus menekan rantai cam.

Nah, begitu bro inpo-nye...
Ente boleh coba sendiri, tapi sebaiknya didampingi mekanik yang berpengalaman.



Servis ? Nggak Usah Ke Bengkel!

Tak sedikit yang beranggapan, kalau teknologi motor semakin canggih, maka perawatannya juga bakal makin susah. Sehingga pemilik motor takut untuk melakukan tune-up sendiri (selepas garansi servis) dan harus dikerjakan oleh bengkel atau mekanik ahli. Padahal tidak juga lo. Misalnya Suzuki Satria F150 yang mesinnya dilengkapi teknologi DOHC (double overhead camshaft) plus oil cooler.



"Justru perawatannya lebih mudah dibanding motor 4-tak lainnya yang masih menganut sistem pelatuk pada klepnya, kayak Shogun," bilang Sofyan Sumarkoco, kepala mekanik Suzuki Margonda, Depok, Jabar. Misalnya mengenai clearance klep. Dalam periode tertentu, sekitar jarak tempuh 3.000 km, Shogun mesti dicek kerenggangan klepnya. Jika melebihi batas yang dianjurkan, wajib disetel ulang. Nah, untuk menyetelnya, tidak semua orang bisa. Apalagi jika gak punya special toolsnya (feeler gauge).

Sementara di Satria F150 tidak perlu. Soalnya, pada teknologi DOHC, kem langsung mendorong klep tanpa melalui pelatuk. "Antara klep dan kem diantarai shim. Sehingga kemungkinan celah klep renggang, sangat lama. Mungkin bisa di atas jarak tempuh 25 ribu km atau kira-kira 2 tahun. Dengan catatan sistem pelumasan baik," jelas Sofyan. Makanya, klep Satria F150 tidak punya setelan.

Mengenai perawatan lainnya, sama saja seperti motor-motor lain. Misalnya membersihkan karburator tiap kali ganti oli mesin (per 2.500 km). Itu bisa dikerjakan sendiri di rumah. Jadi enggak perlu ke bengkel! Prosesnya sami mawon kok dengan Shogun. Sekalian membersihkan filter udaranya yang terbuat dari busa (diganti tiap 20.000 km). Caranya cukup direndam bensin atau air sabun, lalu peras pakai satu tangan dan kemudian keringkan.



Selanjutnya mengecek kerenggangan rantai, dengan cara menekan rantai sebelah bawah pada bagian tengah (gbr.1). Jarak kerenggangan yang ideal antara sebelum dan sesudah ditekan adalah berkisar 1-1,5 cm. "Bila lebih atau kurang dari itu, segera atur ulang setelan kerenggangan rantai di ujung swing arm dekat as roda," saran Sofyan.



Item lain yang perlu dilakukan adalah membersihkan busi. Gunakan sikat kawat (jangan pakai ampelas) untuk membersihkannya (gbr.2). Oh ya, tiap jarak tempuh 8.000 km, busi wajib diganti agar performa dapur pacu tetap fit. Begitu pula dengan filter oli yang terletak di bak mesin kanan (diganti per 8.000 km berbarengan saat ganti oli mesin).



Cara menggantinya mudah kok. Tinggal buka baut cover oil filter pakai kunci 8 mm (gbr.3), lalu tarik filter oli yang lama keluar. Sebelum, saringan baru dipasang, bersihkan dulu endapan kotoran yang kemungkinan menempel di rumah filter pakai kain bersih.



Jarak main rem, baik rem depan maupun belakang juga harus diperhatikan. Bila terlalu dalam, segera setel ulang sesuai jarak ideal atau yang dianggap nyaman buat tangan dan kaki. Caranya tinggal menyetel baut penonjok master rem di pangkal tuas rem (gbr.4).

"Jangan lupa pula memeriksa baut-baut pegangan mesin, bodi, kaki-kaki dan sebagainya. Kencangkan secukupnya bila kendur," pesan Sofyan. DiC

Sumber: Otomotif Online



Karburator, Busi, Koil

Pertanyaan dan jawaban seputar penggantian part untuk Suzuki Satria F150, tentang masalah karburator, busi, dan koil. Informasi ringan tapi cukup penting untuk kita pahami.

Pertanyaan

Aku punya Suzuki Satria F150 dan berencana ingin ganti karburator.

1. Apa karburator motor 2-tak bisa dipakai ke motor 4-tak? cocoknya pakai tipe apa?

2. Apakah main jet dan pilot jet-nya harus diganti sesuai dengan standarnya?

3. Katanya karbu tipe flat slide lebih bagus dari round slide?

4. Saya juga ingin ganti busi racing. Merek dan tipe apa yang cocok untuk motor saya?

5. Apakah dengan mengganti koil dengan punya Thunder 250 berpengaruh banyak pada pengapian?

Trims buanyak buat semuanya.

Saran & Solusi

1. Bisa
Karburator vakum standar F150 memang rada sayang untuk dijahili buat meningkatkan kecepatan.

Solusinya bisa memilih karbu motor 2-tak. Anda bisa lirik karbu milik Yamaha RX-King (Mikuni 26 mm), Suzuki RGR (Mikuni 26 mm) atau Honda NSR150R (Keihin 28).

Namun untuk kemudahan mencari komponen karbu, seperti spuyer dan harga yang terjangkau, ada baiknya pilih Mikuni 26 mm. Tf1.Mikuni.
Tinggal pasang dan mudah didapat

2. Bukan diganti sesuai dengan standarnya, tetapi settingan diatur sesuai kebutuhan motor.

Untuk itu Anda mesti riset sendiri, misalnya saat memilih spuyer.
Karena masih baru, coba pilih main jet 130 dan pilot jet 20 buat patokan. Lantas nyalakan mesin dan tes jalan.

Baca kondisi ruang bakar dari busi. Jika belum pas karena campuran terlalu kaya atau miskin, silakan naik-turunkan spuyer.

3. Karburator flat side (kotak) atau round slide (bulat) punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Karbu kotak dikenal lebih presisi dalam menakar bahan bakar.

Lantas karena bentuk skep kotak, kebocoran dari samping kanan kiri skep lebih bisa diminimalisasi.

Kekurangannya, spare part sulit dicari. Sedang karbu bulat, onderdil dan pilihan nosel sangat mudah ditemui dan bervariasi.
Hanya untuk kepresisian agak di bawah kotak.

4. Busi dingin atau biasa disebut busi racing punya karakter melepas panas dengan cepat.
Cocok buat motor yang dibawa dalam kecepatan tinggi atau kondisi ekstrem secara terus menerus.
Nah apakah motor Anda dikendarai dalam kondisi seperti itu?

Jika tidak bakal percuma. Soalnya jika dipaksa ganti dengan tipe dingin, busi akan cepat mati.

Sayang uang Anda, apalgi busi dingin agak susah didapat dan harganya mahal.

Sekadar panduan, busi standar F150 yakni NGK CR8E atau Denso U24ESR-N. Jika mau yang dingin, pilih dengan kode angka lebih tinggi.

5. Koil saja tidak cukup. Karena masih ada CDI, aki atau kumparan yang menentukan besar kecilnya pengapian

Sumber: Tabloid OTOMOTIF


Doping Performance Satria F150

Motormania, khususnya pemilik Suzuki Satria F150, boleh bersenang hati. Sebab sekarang banyak parts performance untuk mendongkrak tenaga motor itu agar lebih liar.
Dibilang begitu, karena tenaga aslinya saja sudah mumpuni untuk diajak ngebut.

Nah, bagi yang belum merasa puas, tinggal tambahkan doping pemacu tadi.

Dari knalpot hingga busi juga telah tersedia. Sok, pilih sesuai kemauan dan dana di kantong. Tetapi ingat, karakter peranti juga kudu diperhatikan.

Tujuannya, agar jangan sampai bentrok sama peranti aslinya.

Maksudnya, setelah pakai part itu, eh akselerasi motor malah memble.

Sebab, semua alat itu saling terkait antara satu dan lainnya.
Apa aja sih ? Mari kita bedah bersama!

Per Kopling

Buat menyempurnakan penyaluran tenaga mesin, harus didukung entakan kuat.

Maksudnya, respons tendangan balik per kopling.

Kerenggangan per pun tetap terjaga.
Sebab kampasnya tak selalu bergesekan dengan pelat kering.
Sehingga peranti itu lebih awet.

Punya engine bagus, tapi bila entakan koplingnya tidak, sama juga bohong.

Rpm mesin tak akan menyentuh putaran tinggi, ujar Cepi, mekanik Pro SE.
Solusinya, bisa pakai merek Inspiro dijual dengan harga Rp 150 ribu (hitam) dan Rp 100 ribu (kuning).

CDI
Kuda besi sekarang banyak dilengkapi CDI dengan pembatas rpm alias limiter. So, jangan protes kalau puncak tenaga mesin enggak pernah kesampaian.

Baiknya, ganti tipe CDI unlimiter, ujar Sumantri bos Chips Motor di Pos Pengumben, Jakbar.

Sudah banyak CDI impor yang datang untuk memuaskan hasrat ngebut para F150-ers.
Misalnya, CDI racing buatan Thailand, seperti LEK, Shindengen dan TDR.

Harganya bervariatif antara Rp 1,1 sampai Rp 1,7 juta.

Namun tak ada salahnya mengaplikasi buatan lokal!

Sebab, kualitasnya tak kalah bersaing dengan peranti pengapian dari Thai itu, lo!

Sayang, baru satu buatan Indo yang berani bertarung.

Yakni merek BRT yang bisa ditebus dengan harga Rp 550 ribu.

Knalpot

Untuk menyalurkan gas buang, pilihan knalpot yang ideal jadi penentu akselerasi. Sebab jika tak tepat, lari motor malah tertahan.

Knalpot besar belum tentu menambah power mesin, ujar Dodo dari Dodo Motor Sport Racing, di Cileduk, Tangerang.

Selain tertahan, jika mengaplikasi tipe gambot, terkadang tenaga cendrung ngempos alias terbuang percuma.

Maka pemilik Satria F150 (F150-ers), harus pilih yang memiliki spesifikasi volume sesuai karakter mesin.

Pilihanya, beragam knalpot impor dan lokal bisa jadi diaplikasi. Misal, buatan Thailand seperti merek Yoshimura.

Terbagi 2 macam, tabung bahan titanium dilego Rp 2,3 juta dan stainless steel Rp 1,1 juta.

Lainnya, merek Endurance model silencer oval ditawarkan Rp 1 juta.

Lalu Performance lapis karbon ditawarkan Rp 1,3 juta dan penyalur gas sisa pembakaran berbahan stainless steel merek KR9 buatan Thailand dilepas Rp 1,1 juta.

Bila tak ingin mengganti keseluruhan bagian knalpot, cukup tukar silencernya saja.
Buatan lokal bisa jadi alternatif, soal kemampuan tak kalah dibanding merek Thailand.
Misal merek Sinergy dilego Rp 400 ribu.

Lainnya, merek Five Star dengan harga Rp 350 ribu dan bisa tembus hingga 12 ribu rpm.

Karburator

Beralih ke piranti penyalur semburan bensin alias karburator juga banyak. Mulai bikinan Amrik, Jepun hingga Taiwan dapat digunakan.

Ukurannya dari 28 hingga 32 mm ujar An An Kuda juragan Pro SE Racing di kawasan Kebon Jeruk III, Jakbar.

Nah, bicarain karbu, tinggal pilih.
Mau merk Keihin atau Mikuni ?

Keihin tipe PWK 28 mm, buatan 3 negara diatas, dilepas Rp 950 rb - Rp 1,9 juta.

Tipe FCR 28 mm vacuum Rp 3,5 juta.
Merek serupa untuk Honda NSR SP bisa dijagokan buat F150

Sedang Mikuni, hanya tersedia dua option.

Tipe TM28 mm, pilih buatan Taiwan yang dijual Rp 1,2 juta atau Jepun Rp 2,1 juta.
Bedanya ada dibagian tengah.

Racikan Jepang mengaplikasi nosel, jarum skep dan cut away (bibir karbu) yang lebih besar ketimbang Taiwan.

Busi

Sabar ! Meski Satria F 150 telah dilengkapi OIL COOLER, mesin juga butuh pendinginan tambahan. Ingin pasang dua peredam panas mesin ?

Ingin pasang dua peredam panas mesin ?
Wah, enggak mungkin, tuh !

Jalan keluarnya pakai aja busi tipe dingin.
Merk NGK Platinum CR8EGP, dilego Rp 90 ribu.

Sumber: Tabloid OTOMOTIF



Jangan Telat Mengganti Oli

Oli sebagai pelumas mesin tentu mempunyai masa pakai yang terbatas. Ini disebabkan selama bekerja, oli tentu mengalami kondisi-kondisi seperti temperatur yang tinggi dan terkontaminasi dengan zat asing seperti aditif, kotoran (sludge), atau bahan lain. Satria F150 merupakan salah satu mesin dengan temperatur tinggi.

Temperatur tinggi paling banyak membuat oli mengalami oksidasi semakin besar. Pada setiap kenaikan suhu 10� C, oksidasi akan meningkat dua kali lipat.

Pada saat oli mengalami oksidasi, oksigen akan bereaksi dengan molekul-molekul pelumas dan menghasilkan asam dan lumpur oksidasi. Seperti yang telah kita ketahui, zat yang bersifat asam akan memicu terjadinya korosi. Sedangkan lumpur oksidasi menyebabkan viskositas oli jadi meningkat, tetapi viskositas indeksnya menurun. Pada tingkat yang cukup serius akan membuat oli jadi lebih kental dan pada kondisi dingin (awal) oli bisa sampai membentuk gel. Hal ini tentu akan menyulitkan ketika mulai menghidupkan mesin di pagi hari. Daya hantar panasnya juga mulai berkurang karena larutan pelumas sudah tak satu senyawa dengan ukuran partikel yang tidak sama lagi. Oleh sebab itu, oli perlu segera diganti.

Waktu Ganti Oli
Menurut beberapa mekanik bengkel, saat ganti oli yang tepat pada umumnya adalah 5.000 km untuk oli mineral, sedangkan untuk oli sintetik mempunyai masa pakai yang lebih panjang hingga tiga kali lipat. Ada satu hal yang perlu diketahui, bahwa untuk mengetahui saat yang lebih tepat mengganti oli adalah berdasarkan work hour (jam kerja) mesin, bukan jarak tempuh (mileage) mobil. Di kondisi jalan yang berat atau macet seperti lalu lintas Jakarta, mesin terus bekerja meskipun mobil tidak bergerak sehingga oli pun terus bekerja melakukan tugasnya. Jadi, bila kondisinya demikian saran dari mekanik bengkel di atas harus lebih diperhatikan.

Kental = Suara Mulus?
Ada pendapat yang mengatakan, bahwa semakin tinggi viskositas oli dapat membuat suara mesin semakin halus. Hal ini berdasarkan pemikiran, bahwa semakin kental larutan akan lebih solid dalam meredam getaran atau suara mesin. Namun dengan teknologi pelumas yang semakin maju, pemikiran seperti itu sudah mulai ditinggalkan. Hal ini disebabkan sudah adanya penambahan aditif langsung pada oli. Di antaranya adalah lapisan film yang dapat lebih melindungi permukaan logam mesin walaupun oli terbuat dari base oil yang relatif lebih encer.

Tren yang ada saat ini adalah oli yang mendukung efisiensi bahan bakar, penggunaan atau masa pakai yang lebih lama, sehingga menuntut produsen untuk menghasilkan oli dengan viskositas rendah. Misalnya saja dengan SAE 10W-30 atau SAE 15W-40 tetapi dengan lapisan film yang semakin tahan terhadap gesekan dan beban akibat kerja mesin.

Sumber: www.mobilmotor.co.id



Tips & Trik Merawat Mesin Sepeda Motor

Setiap pengguna sepeda motor pasti berharap bisa mengendarainya untuk jangka panjang. Untuk itu pemilik sepeda motor harus memperhatikan perawatan mesin karena kondisi mesin sepeda motor tergantung dari pemeliharaan dan kebiasaan pemiliknya dalam mengendarai. So tak ada salahnya Anda cermati tips dan trik tentang merawat mesin sepeda motor berikut:

- Tanda-tanda kerusakan
Pada umumnya setiap kerusakan pasti akan terdapat tanda-tanda terlebih dahulu kecuali jika terjadi hal-hal yang menyimpang misalnya kecelakaan. Untuk mengantisipasinya maka perhatikan apabila ada gejala yang tidak normal/tidak seperti biasanya pada sepeda motor Anda. Sikap demikian akan membantu dan memudahkan Anda untuk mendeteksi kerusakan lebih dini.

- Cermati kerusakan
Apabila terjadi kerusakan mesin maka perbaikan tidak boleh ditunda lebih lama dengan kata lain harus segera diperbaiki. Namun ingat, jika Anda tidak punya cukup keahlian jangan sekali-sekali membongkar dan memperbaikinya seorang diri. Karena disamping buang waktu dan tenaga maka kerusakan bisa jadi akan tambah parah. Lebih baik segera Anda bawa ke bengkel.

- Kerusakan beruntun
Apabila sepeda motor Anda mengalami gejala kerusakan yang berturut-turut dan lebih dari satu sebab maka cara yang paling tepat adalah periksalah bagian-bagian yang mudah dicapai terlebih dahulu satu per satu baru kemudian ke bagian-bagian lain. Anda bisa membawanya ke bengkel dengan keterangan yang lengkap jadi akan memudahkan mekanik nya untuk memperbaikinya.

- Kerusakan kecil
Apabila terjadi kerusakan kecil di jalan seperti kerusakan pada mur, baut, kabel-kabel, kebocoran bensin/oli yang tidak memerlukan pembongkaran mesin yang ruwet maka Anda bisa melakukan perbaikan sendiri. Akan tetapi jika kerusakan yang terjadi mengakibatkan
patahnya komponen utama dan memerlukan pembongkaran mesin Anda harus membawanya ke bengkel service.

Nah, tak sulit bukan jika Anda mulai mencoba bersahabat dengan kendaraan sendiri, semakin rajin merawat, tentu semakin sedikit biaya yang bakal anda keluarkan





sumber: amrusujud.blogspot.com

Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar